Teori kritis sebagai fase
akhir gagasan-gagasan modernism dan kemudian keluar gagasan-gagasan baru yang
masuk ke kategori postmodernisme. Postmodernisme pertama kali digunakan untuk
menyebutkan sebuah arsitektur.
Mulai dari klasik, abad
pertengahan, renaisans dan untuk setiap periode terdapat suatu gagasan-gagasan
atau konsep kunci atau ide pertama yang dianggap benar untuk semua orang,
setiap periode, bersifat universal, ada suatu ide universal pada suatu periode.
Contohnya pada zaman abad pertengahan, kita membicarakan Thomas Aquinas, ada
anggapan bahwa seni itu punya peran untuk memuja Tuhan, seni itu harus memuja
Tuhan, itu suatu ide utama dari abad pertengahan, ide yang dianggap universal yang
akan dianggap benar untuk selama-lamanya. Zaman renaisans beda lagi,
membicarakan tentang perkembangan sainstifict, mulai ada gagasan-gagasan yang
dikeluarkan oleh Leonardo Da Vinci, seniman yang baik harus jadi saintis yang
baik juga. Sebuah karya yang baik adalah sebuah karya yang menjadi cermin alam,
serealis mungkin. Ini adalah suatu gagasan yang diansumsikan benar untuk
selama-lamanya. Tapi seiring perkembangan zaman, ide-ide tersebut tidak terlalu
relevan lagi. Satu hal yang membedakan modernism dan postmodernisme adalah
tentang universalisme. Kalau di zaman modern masih ada anggapan atau ide-ide
yang bersifat universal, benar untuk sekarang atau selama—amanya atau benar
untuk oraang di Jogja, di Jerman, di Sulawesi dan dimana-mana, sifatnya
universal. kalau postmodernisme itu kita mulai melihat gejala-gejala runtuhnya
universalisme. Kalau ada satu ciri khas yang membedakan modernism dan
postmodernisme adalah runtuhnya ide-ide yang dianggap bersifat universal. Postmodernisme
justru menolak universal dan mereka mulai meragukan hal-hal yang sifatnya
beragam, bukan bersifat universal tapi plural. Kalau modernism lebih
mementingkan ide-ide universal, kalau postmodernisme lebih mementingkan konteks
local.
JEAN-FRANCOIS
LYOTARD (1924-1998)
Lyotard merupakan filsuf
dan sosiolog asal Perancis, belajar filsafat di Sorbonne. Bekerja di
Universitas-universitas terkenal di AS (Berkeley, Vale, John Hopkins). Ia terkenal
untuk penjelasannya mengenai postmodernisme. Konsep kunci Lyotard itu adalah
teorinya tentang “META-NARRATIVE” yang sering disebut “GRAND-NARRATIVE” atau “
NARASI BESAR”, menurutnya yang menjadi salah satu gejala budaya postmodern
adalah runtuhnya narasi-narasi besar. Contoh narasi besar, ide-ide yang
sifatnya universal, dianggap tidak boleh dipertanyakan atau dianggap tidak akan
berubah, menurut Lyotard itu hanya sebuah narasi besar. Menurutnya seiring
dengan pergerakan zaman, narasi-narasi besar seperti itu akan runtuh, akan
berubah sesuai zamannya. Pada bukunya, The
Postmodern Condition : A Report on Knowledge (1979) merupakan buku orderan,
buku yang dipesan oleh pemerintah Canada, buku yang lebih ke pengetahuan saat
ini. Tapi uniknya ada satu konsep yang bisa menjelaskan gejala postmodernisme. Lyotard
memberi penjelasan apa yang dimaksud dengan metanaratif saat ini. Metanaratif
adalah ide-ide tentang sejarah pengetahuan yang diansumsikan bersifat
menyeluruh, total, komplit yang kemudian memberi masyarakat sebuah pecahan atas
segala tindakan-tindakannya.
·
Contoh 1 : Ide
tentang “universalisme” pada seni (era modern awal-akhir). Ardono dan Horkheimer
membedakan seni dan industry, ada batasan yang sangat kuat yang tidak bisa
ditembus. Ide tentang seni dan industry merupakan sebuah narasi besar yang
kemudian seiring dengan perkembangan zaman mulai terlihat tidak relevan lagi.
·
Contoh 2 :
Manusia membutuhkan tubuhnya untuk berkomunikasi (komunikasi). Sebelum
perkembangan internet merajalela, kita punya anggapan bahwa untuk berkomunikasi
anatar sesama, kita perlu bertemu 4 mata. Tapi sekarang dengan perkembangan
teknologi, perkembangan media kita tidak butuh bertremu tatap muka dengan orang
lain.
·
Contoh 3 :
Perindustrian memerlukan pabrik dan buruh (kaitalisme)
Metanaratif tidak dapat
dipertahankan lagi karena adanya kemajuan teknologi dalam komunikasi, media
masa dan teknologi informasi, menggantikan posisi narasi besar dengan narasi
kecil, kebenaran kecil. Maksudnya kecil itu bukan kebenaran universal yang
luas, yang dianggap menyeluruh tapi kebenaran yang benar untuk sekang, akal-akal
yang dianggap benar untuk suatu titik periode tertentu, titik sejarah tertentu,
suatu konteks budaya tertentu, jadi bukan lagi benar untuk selama-lamanya tapi
benar untuk suatu pemikiran tertentu. Jadi bukan lagi narasi-narasi universal,
tapi narasi local yang dianggap sekarang benar belum tentu benar untuk besok,
minggu depan, atau 50 tahun lagi. Jadi di buku ini, Lyotard mengatakan ada
pergeseran anti kebenaran itu sendiri. Kebenaran universal diganti dengan
kebenaran local dan itu sebabnya terlihat ketika karya-karya pop art.
Andy Warhol, 32 Campbell’s Soup Cans, 1962
Andy Warhol, Marilyn Diptych, 1962
Richard Hamilton, “ Just What is it that Makes Today’s Homes,
So Different, So Appealing?”, 1956
Komik Amerika
Di zaman modern ada
perbedaan dengan apa yang disebut dengan pengalaman estetis dan pengalaman
keseharian disisi lain. Pengalaman keseharian sifatnya sepele, remeh temeh,
tidak penting, banal, membosankan sedangkan bertolak belakang dari itu,
pengelaman estetis itu sifatnya menggugah, menyentuh, istimewa.
JEAN BAUDRILLARD
(1929-2007)
Baudrillard merupakan
filsuf dan teoris kebudayaan. Anak dari keluarga pegawai sipil dan peternak. Belajar
bahasa dan sastra Jerman di Sorbonne. Berkarir sebagai akademisi di bidang
sosiologi di Perancis. Terkenal untuk penjelasannya mengenai postmodernisme dan
postaktualisme. Baudrilllard bersama Lyotard adalah kritikus modernism terutama
Lyotard mengatakan tentang di era postmodern ada pergantian makna tentang
kebenaran. Kalau Baudrillard di era postmodernisme ada pergatian makna tentang
kenyataan, tentang realita. Dalam bukunya, Simulacra & Simulations (1981),
konsep kuncinya Hiper-Realita. Menurutnya sebenarnya realita yang kita jalani
itu bukan realita yang sebenarnya. Suatu ‘realita’ atau kenyataan yang dibuat
lewat bermacam Simulacra dan simulasi. Seimulacra dan simulasi ini kemudian
membangun apa yang disebut dengan hiper-realita. Simulacra adalah tiruan yang
menggambarkan hal-hal yang tidak punya realita pada awalnya, atau hal yang
tidak lagi memiliki asal usul dan Simulasi merupakan imitasi cara kerja dunia
nyata.