Estetika romantic bukan berdasarkan logika melainkan rasa.
Pada periode ini mulai ada
anggapan baru mengenai seniamn dan ini berhubungan pada suatu proses yang
namanya “artistic genius” atau kegeniusan seorang seniman. Seorang seniman itu
sosok yang sangat genius bukan dalam arti scientis tapi kegeniusannya sendiri
dalam arti orsinil, berani, out of the box, mulai keluar dari norma-norma yang
ada, itu adalah kegeniusan seorang seniman. Anggapan seniman seperti itu mulai
ada pada periode ini
ARTHUR
SCHOPENHAUER (1788-1860)
Arthur Schopenhauer lahir
di Danzig (Polandia) pada 1788. Ia berpindah-pindah ke Hamburg, Paris, Inggris.
Karena warisan akhirnya ia mampu kuliah di Universitas Gottingen, dimana ia
mulai mengenal filsafat Immanuel Kant. Pada tahun 1819 ia mulai menjadi dosen
di Universitas Berlin. Karya terkenalnya adalah The World as Will and Representation (“Dunia sebgaia kehendak dan
Representasi”). Schopenhauer meninggal di tahun 1860.
Pemikiran Schopenhauer
terfokus pada satu pertanyaan besar yaitu apa yang menjadi motif
tindakan-tindakan kita, apa yang mendorong tindakan-tindakan kita, kenapa
kalian masuk kelas ? Kenapa kalian takut SKS ? kenapa kalian melakukan hal ini
itu, kenapa kita ingin, punya keinginan ini itu, apa yang mendorong itu semua ?
Sebelumnya ketika kita
membahas Heagel, Heagel juga mempunyai pertanyaan yang mirip, apa yang
mendorong keinginan-keinginan kita ? kenapa kita suka sebuah music ? kenapa
kita suka pada suatu jenis makanan ? pertanyaan besarnya apa yang menjadi motif
tindakan-tindakan kita ? Jawabannya apa yang ia sebut dengan Roh/Geist. Menurut
Heagel kita suka melakukan hal-hal tertentu itu didbentuk oleh yang namanya
semangat zaman secara kolektif yang mendorong kalian suka pada suatu hal, ingin
melakukan suatu hal, keinginan-keinginan pribadi didorong oleh Roh semangat
zaman, itu menurut Heagel. Heagel seakan-akan bilang Roh/ semangat zaman inilah
yang menjadi semacam daya yang membentuk keiginan kita.
Schopenhauer bilang Heagel
benar, tindakan kita dibentuk oleh suatu daya tapi Heagel salah ketika kekuatan
atau daya itu membentuk kita adalah Roh/ semangat zaman secara kolektif.
Distiulah kesalahan Heagel menurutnya. Schopenhauer mengatakan kekuatan atau
daya, kekuatan yang mendorong, yang membentuk atau menjadi motif tindakan kita
adalah apa yang disebut sebagai kehendak. Menurut Schopenhouer manusia sebagai
manusia itu memiliki sifat yang paling dasar yang dimiliki oleh setiap manusia
tanpa terkecuali yaitu kehendak untuk hidup (will-to-live) dan ini adalah semacam kekuatan atau daya yang
mendorong atau menjadi motivasi atau impuls atas kegiatan-kegiatan kita.
Disini sudah terlihat
bedanya Schopenhauer dengan pemikir sebelumnya. Pemikir-pemikir sebelumnya dari
jaman Plato dari zaman 300 SM sampai Hume, Heagel. Mereka bilang sifat dasar
manusia adalah kemampuannya dalam berakal. Manusia adalah makhluk yang berakal.
Dari zaman Plato yang disebut sebagai sifat dasar manusia adalah nalar, manusia adalah makhluk yang bernalar, manusia
adalah makhluk yang berakal dan disini Schopenhauer mengatakan sifat dasar
manusia itu bukan lagi akalnya tapi kehendak. Manusia bukan hanya makhluk
berakal tetapi makhluk yang berkehendak, maka dari itu sifat atau nalar manusia
itu bukan akalnya tapi kehendak dia untuk tekatnya. Misalnya kita pasti ingin
merasakan punya ini itu, kehendak itu adalah kehendak untuk hidup yang
merupakan naluri manusia yang dimiliki secara universal.
Ketika Schopenhauer
membicarakan tentang kehendak, ada 2 ciri ;
1.
Kehendak dalam bentuk noumenal (transendental) : sesuatu yang melampaui atau melebihi dari
kenyataan duniawi, abstrak, ambigu, spiritual, kehendak dalam arti yang tidak
berbentuk tapi memiliki kekuatan tersendiri, mempunyai impact pada fenomenal.
Kehendak dalam bentuk noumenal adalah motivasi dari keinginan manusia
2.
Kehendak dalam bentuk fenomenal (duniawi) : misalnya saya harus, saya butuh air, saya mau
ini itu yang didorong oleh noumenal.
Segala tindakan, prilaku,
kebiasaan apa yang harus kita buat itu berasal dari kehendak noumenal ini. Jadi
kehendak yang secara abstrak, ambigu, spiritual inilah yang mendorong
kehendak-kehendak kita. Kehendak manusia menurut Schopenhauer itu tidak logis,
tidak jelas arahnya dan itu yang menyebabkan penderitaan kita. Pemikir-pemikir
di era 19 ini seperti Schopenhauer, mereka memiliki akses sama
filsafat-filsafat dari timur misalnya ajaran-ajaran Buddha, kuno Sidharta
Gautama sehingga terdapat persamaan Schopenhauer dan ajaran spiritual timur
misalnya manusia itu diperbudak oleh kehendaknya dan kehendaknya itu harus di
redam dengan cara bertapa, bersemedi, berpuasa, dan sebagainya, ini
mempengaruhi pemikiran Schopenhauer, pemikiran romantic. Maka dari itu
Schopenhauer mengatakan bahwa kehendak itu adalah sesuatu yang harus
ditakhlukan, harus diredam. Setiap manusia pasti memiliki kehendak tapi jangan
dituruti namun harus diredam. Lalu ia berpikir caranya bagaimana menakhlukan
kehendak kita dan ia mengatakan melalui bertapa mulai dari semedi, pantang
puasa, doa dengan bertapa seperti itu merupakan meredam keinginan kita meskipun
caranya temporer maksudnya puasa hanya berapa hari. Jadi kehendak tidak
sepenuhnya bisa ditakhlukan bahkan karena manusia matipun yang hilang itu hanya
kehendak yang dalam arti fenomenal namun yang dalam arti neumenal tetap ada.
Jadi kita hanya punya solusi-solusi temporer untuk meredam atau menakhlukan
kehendak.
Selain kehidupan bertapa,
dari sinilah masuk seni dan estetika. Seni memberi jalan temporer atas
kesengsaraan yang disebabkan oleh kehendak manusia karena seni adalah wujud
dari kehendak transcendental yang mendorong tindakan manusia. Inilah seni
menurut Schopenhauer. Kenapa bisa diwujudkan/ dibentuk dengan seni ? inilah
peran seniman. Seniman adalah seorang genius dalam arti ‘ARTISTIC GENIUS’, karena ia mampu merangkum, meringkas realita,
kejadian atau peristiwa-peristiwa yang ada disekelilingnya. Jadi periode
sejarahnya dan dengan imajinasinya dia, dia menghayal untuk berimajinasi, ia
memperhatikan sekelilingnya, berimajinasi kemudian dibantu kemampuan teknisnya
dia mampu menciptakan sebuah objek kedalam sebuah benda.
Dan sekarang peranan
penonton seni ketika kita berhubungan dengan kesenian, ketika kita meihat
karya, karya itu benar-benar menyentuh kita dan kita merasakan ini bagus,
keren, pokoknya kita tersentuh dalam hal apapun itu, kita bersinggungan, kita
bertemu dengan apa yang disebut dengan kehendak transcendental itu lewat
kesenian. Kita memahami kehendak transcendental tadi yang menurut Schopenhauer
merupakan sebuah penakhlukan, caranya memang berbeda dengan bertapa berpuasa,
tapi dengan memahami kehendak transcendental tadi kenapa kita melakukan apa
yang kita lakukan itu merupakan sebuah penakhlukan. Ini adalah salah satu
bentuk moment genius menurut Schopenhauer
Francisco de Goya, The
Second of May 1808, 1814
Jadi kegeniusan artistic
itu terletak pada bagaimana seniman mampu memperhatikan isu-isu atau peristiwa
atau kejadian yang penting pada gambarnya dengan menggunakan imajinasinya dan
kemampuan teknisnya untuk menciptakan sebuah objek.
Seni yang dianggap mampu
memahami keinginan transcendental adalah seni murni (patung, lukisan, teater/
tari, music sastra). Menurut Schopenhauer yang ia maksud adalah hanya seni
murni. Schopenhauer mengkategorikan Hierarki seni murni;
1.
Musik
2.
Puisi
3.
Lukisan bersejarah
dan patung
4.
Desain
taman/landscape
5.
Arsitektur
Menurut Schopenhauer,
music dan puisi jauh lebih murni daripada seni-seni patung, arsitektur karena
bersifat Universal. Yang dianggapnya penting adalah historical painting.
FRIEDRICH
NIETZSCHE (1844-1900)
Lahir di Rocken, tahun
1844, Nietzsche mendapatkan pendidikan terbaik, hingga kuliah bidang Filologi
di Universitas Bonn dan Leipzig. Seumur hidupnya Nietzsche sakit-sakitan
(migren, insomnia, disentri, dipteri, sifilis) tapi tetap menulis bahkan ketika
setengah buta. Teman dekat kemudian musuh composer Richard Wagner. Karya-karya
terbesar Nietzsche adalah The Birth of
Tragedy; Human, All Too Human; Thus Spoke Zarathustra; The Will to Power.
Pada masanya, di Jerman
ada rasa rasionalisme yang sangat kuat. Di tahun 1871 perang Rusia-Perancis
kemudian Jerman disatukan jadi Jerman wilayah besar yang mempengaruhi psikisnya
untuk sebuah Negara. Ini juga kejadiannya bersamaan dengan pola pikir yang
scientific yang dimana banyak menemukan penemuan-penemuan penting yang
membentuk pola pikir yang sangat scientific. Menurut Nietzsche, di masyarakat
yang scientific ini seperti tidak ada lagi ruang untuk kehidupan spiritual yang
biasanya dijalankan melalui agama, seperti tidak ada lagi ruang untuk Tuhan,
maka dari itu dibukunya berisi God is death sehingga pemikiran Nietzsche ini
sering disalah gunakan oleh berbagai macam pihak mulai dari yang
penting-penting seperti beberapa partai.
Pengaruh Schopenhauer
berpengaruh pada Nietzsche karena membahas tentang manusia itu tidak hanya
berakal saja melainkan punya kehendak macam-macam, aneh, tidak jelas, namun
tidak bisa dipungkiri karena merupakan naluri seorang manusia. Bedanya
Schopenhauer bahwa kehendak harus diredam, ditakhlukan, dan seni berguna karena
menakhlukan keinginan, Nietzsche mengatakan yang bertolak belakang, menurutnya
kehendak itu justru harus dipupuk, harus dijabanin karena kehendak itu adalah
kunci dari kreativitas manusia itu. Manusia baru menjadi manusia yang seutuhnya
ketika ia menjadi kreatif. Menurutnya, seni adalah yang lebih penting, seni
lebih penting dari ilmu pengetahuan, lebih penting dari agama, lebih penting
dari moralitas.
Jika tadi Schopenhauer
mengatakan naluri dasar manusia adalah kehendak untuk hidup, will-to-live, Nietzsche mengatakan
naluri dasar manusia adalah will-to-Power,
kehendak untuk menguasai, kehendak untuk berkuasa. Namun kehendak yang
dimaksudkan bukan untuk menguasai orang lain melainkan adalah kehendak untuk
menguasai diri sendiri.
Menurut Nietzsche apa yang
disebut ‘Overman’, manusia yang independen, manusia yang orsinil, manusia yang
bukan lagi budak, yang kreatif. Manusia yang seutuhnya bukan lagi manusia yang
berakal, bernalar namun justu merupakan manusia yang mampu memenuhi segala
potensinya secara kreatif, tidak lagi diperbudak oleh massa, tidak lagi
diperbudak oleh norma-norma atau normalitas. Jadi itu merupakan penguasaan atau
power yang dimaksud Nietzsche.
Seni yang mempunyai peran
penting. Ini dipengaruhi oleh Scopenhauer, seni adalah caara untuk memahami kehidupan,
Nietzsche juga setuju bahkan lebih dari itu, seni itu oleh Nietzsche Nietzsche
digunakan sebagai alat atau kunci yang membuka perangkap (potensi kreatif
manusia) dan menjadikan manusia utuh. Dalam kesenian ada 2 aspek yaitu;
1.
Apolonian :
Berasal dari dewa-dewa Yunani kuno, Apolo adalah dewa sinar (memberi kejelasan)
2.
Dionisian :
Dionisian merupakan dewa anggur, dewa hura-hura (dewa mabuk)
Menurutnya, kesenian itu
harus punya 2 aspek ini; seni memberi kejelasan tapi seni harus memberi aspek
kemabukan untuk membawa keluar ke batas akal sehat. Ke 2 aspek ini harus ada di
dalam proses artistic. Menurut Nietzsche, seni bukan hanya kegiatan yang kita
lakukan, kita buat karya atau ingat di era Renaisans dan Realism, fungsi seni
itu sebagai cermin dunia, menurut Nietzsche hidup itu belum ada makna bila
belum ada seni.
No comments:
Post a Comment