Monday, October 21, 2013

Estetika Empirisisme abad-18

Pertemuan hari ini diawali dengan review tentang Rasionalisme Jerman abad-18 pada pertemuan minggu lalu. Dijelaskan bahwa rasionalisme adalah keindahan berharga karena menjadi bagian Estetika sebagai sains dari kebenaran. Estetika sebagai sains : "keindahan" dianggap sebagai bagian dari "kebenaran".

  • "Nothing is beautiful but the 'True' (Nicolas Baileau, poet, 1674)
Estetika sebagai sistem pengetahuan yang rasional dan objektif, dapat dari intelektual.

Estetika Empirisisme Abad-18

Pada abad-18, Empirisisme sebagai sistem filosofis utama. Seperti Rasionalisme terfokus pada "Epistemologi" (teori tentang pengetahuan). Contohnya: Apa yang kita maksud tentang sesuatu, kita tau sesuatu darimana datangnya pengetahuan itu. Menurut empirisisme, sumber pengetahuan adalah "pengalaman inderawi" dan bukan "benak". Pendekatan ini memiliki dampak langsung pada penilaian akan estetika.

Untuk pertama kali pada estetika, konsep-konsep seperti imajinasi dan selera memiliki posisi mereka tersendiri dan keindahan dibedakan dari "yang sublim" (The sublim). The sublim menurut Baumgarten pada estetika merupakan yang indah-indah, menakutkan, mengerikan dan lain-lain. Menurut Edmond Ter, pengalaman estetis tidak berasal dari keindahan tapi dari yang sublim.

  • 3rd Earl of Shaftesbury (Anthony Ashley - Cooper) (1671-1713)
Anthony Ashley Cooper (Shaftesbury) dilahirkan pada 26 February 1671 di London, Inggris dari keluarga aristokratik. Ia belajar secara peivat (1674-1683) di bawah bimbingan John Locke. Kontribusi terbesarnya untuk estetika adalah konsep tentang "ketanpapamrihan" (disinterestedness), maksudnya adalah terlepas independen dari kepentingan-kepentingan pribadi seseorang dapat mengapresiasikan suatu hal, menikmati suatu hal (seluruhnya) tanpa harus ingin memilikinya. Agar sebuah tindakan memiliki nilai moral (bukan hanya memiliki akibat baik saja), orang yang melakukan tindakan haruslah tidak termotivasi semata-mata oleh motif-motif yang mementingkan diri sendiri. Contohnya : "Apa saja yang indah atau menarik dalam alam, hanyalah merupakan bayangan dari keindahan perdana". Keindahan perdana tersebut adalah ide keindahan Plationis di dunia ide atau dunia atas. Empirisisme menurut Shaftesbury adalah keindahan berharga karena menimbulkan "rasa nikmat" (pleasure).


  • Francis Hutcheson (1694-1746)
Hutcheson lahir di Irlandia, dari keluarga Skotlandia. Ia merupakan filsuf Skotlandia yang menulis tentang estetika dan moral. Ia juga merupakan tokoh dari "Pencerahan Skotlandia". Karya terbesarnya adalah An Inquiry into the Original of our ideas of Beauty and Virtue (London : 1725), Inquiry concerning Beauty, Order, Harmony, Design (1725); 4th ed. (London : 1738) dan A Short Introduction to moral Philosophy (Glasgow : 1747). Kedua buku pertama dianggap sebagai studi lengkap pertama di bidang estetika dan filsafat seni. Jadi Hutcheson ingin memecahkan tentang sebuah persoalan darimana asalnya rasa nikmat keindahan. Para rasionalis mengatakan bahwa sumber dari nikmat keindahan ini pasti berasal dari benak kita, berasal dari kemampuan kita untuk menganalisa dan memikirkan segala sesuatu. Tapi para empiris ini mengatakan sumber pengetahuan bukan benak, bukan nalar kita, tetapi pengalaman kita. Maka menurut Hutcheson mengenai sumber rasa nikmat keindahan, setengah dari kita. Sebagian itu berasal dari kita, sebagiannya berasal dari benda itu sendiri. Yang dari kita disebut dengan indra internal sense.

Menurut Hutcheson terdapat 2 kategori utama dari rasa nikmat. Pertama-tama ada rasa nikmat yang berasal dari fisik, misalnya kue yang dimakan terasa enak ketika di mulut. Dan juga ada yang sifatnya mental. Misalnya memikirkan sesuatu yang sangat konseptual ribet dan ketika mendapat kritikal momentnya ternyata ini jawabannya. Diluar ini semua, ada suatu kategori keindahan, kenikmatan lain yaitu beauty, keindahan. Beauty sifatnya diluar 2 kategori sebelumnya karena tidak sepenuhnya fisik dan tidak juga sepenuuhnya mental. Jadi rasa nikmat yang dihasilkan oleh beauty tidak masuk ke 2 kategori ini. Menurut Huntcheson kata 'keindahan' (beauty) bukanlah nama sebuah objek transendental, juga bukan nama dari objek yang kita lihat, dengar atau sentuh. Sumbernya dari kita adalah internal sense atau indra internal. Bersifat internal didalam kita. Seperti organ dalam tubuh kita dan benak kita. Tapi hal ini juga bisa dialami secara fisik. Jadi yang dimaksud indra internal itu seperti semacam reseptifitas atau kemampuan kita untuk menerima stimulus-stimulus yang datangnya dari benda-benda dan kemudian meregister atau mencerna stimulus-stimulus itu sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan rasa nikmat tersendiri. Jadi indra internal ini adalah kapasitas kita untuk menerima sensasi stimulus-stimulus dari benda dan meresponnya, dan itu sumbernya dari kita.

Hutcheson mengatakan secara eksplisit bahwa 'kesatuan dalam keanekaragaman' membuat kita dapat menangkap ide keindahan tanpa menyadari secara niscaya bahwa objek tersebut memiliki kesatuan dalam keanekaragaman. 'Keindahan' (imitasi ini) dibangun diatas sebuah kesesuaian, atau semacam 'kesatuan' (unity) antara yang orisinal dan salinannya (Hutcheson, 1973/1725, p. 54). Jadi benda-benda yang dapat menimbulkan rasa nikmat, 1 sisi memiliki element yang terpisah atau kompleks. Sedangkan 'keanekaragaman' (variety), harus diandaikan bahwa keanekaragaman ini didukung oleh fakta bahwa yang asli dan salinannya merupakan 2 hal yang 'berbeda' (difference) yang disatukan oleh kemiripan penampakan mereka.


  • David Hume (1711-1776)
David Hume dilahirkan di Edinburg, Skotlandia pada 1711. Ia dipegaruhi oleh John Locks, dan dianggap sebagai filsuf Empirisisme terpenting.Karya terbesarnya adalah A Treatise on Human Nature (1739). Kontribusi terpentingnya untuk estetika adalah :
  1. Penjelasan bahwa pengetahuan datang dari pengalaman inderawi. Teori tentang "prinsip-prinsip Asosiasi".
  2. Teori tentang "standart selera" ("standards of taste").
Segala hal yang kita tahu, itu budles of perception yang datang dari "pengalaman". Misalnya kita tahu api itu panas tapi belum terbakar, tau jurang itu dalam, kalau jatuh ke jurang sakit tapi tidak pernah jatuh ke jurang. Hal ini merupakan prinsip-prinsip asosiasi, isi pikiran manusia tergantung dari aktivitas inderawi. Asosiasi terbagi menjadi 3 prinsip, yaitu:
  • Kemiripan (resemblance)
Misalnya di sebuah restoran ada lukisan ikan koi, ikan koi dilukisan mirip ikan koi di rumah, jadi orang tau kalau itu ikan koi. Jadi maksudnya 2 hal yang berbeda bentuknya atau lebih, tapi ada kemiripan.

  • Kedekatan hubungan (contiguity)
Kalau membayangkan rumah, kita juga akan membayangkan pintu, jendela sesuai dengan gambaran rumah yang kita lihat lewat pengalaman indrawi kita sebelumnya.

  • Sebab - akibat (cause and effect)
Jika kita memikirkan luka, kita jarang menghindari untuk memikirkan rasa sakit yang diakibatkan oleh luka tersebut.


Prinsip asosiasi ini mencoba menjelaskan bagaimana mengetahui segala hal yang ada (dari pengalaman pribadi). Kita membuat hubungan antara hal-hal yang berbeda berdasarkan kehidupan. Ketika membicarakan tentang keindahan, ada objektivitas disana karena merupakan standart selera. Selera itu bersifat subjektif, bisa diperbaiki untuk memenuhi standart. Standart itu halus, maksudnya detail, peka terhadap hal-hal yang sifatnya halus. Selera yang memenuhi standart yaitu selera yang peka lalu selera yang baik yaitu pemikiran yang sehat atau good sense. Jadi menurut Hume, hanya orang yang berpikiran sehat yang berpotensi memiliki pikiran baik. Lalu terlatih yang berhubungan dengan perbandingan atau punya perbandingan (comporison). Selera yang baik adalah selera yang terlatih dan punya perbandingan. Terakhir terbebas dari prasangka (unprejudiced).

  • Edmund Burke (1728-1797)
Lahir di Irlandia. Dia lulus dari Trinity College di Dublin. Burke adalah seorang pengacara dan politisi ulung (politikus). Karya terkenalnya di estetika adalah The Philosophical Inquiry Into The Origin of Our Ideas of The Sublime and the Beautiful (1790). Edmund Burke menerbitkan bukunya tentang "yang sublim dan yang indah" setelah pertengahan abad ke-18. Sumbangan terpenting dari buku ini adalah penjabaran teori tentang yang sublim secara lengkap. Ia memperlakukan 'yang sublim' sebagai sebuah kategori, terpisah dari keindahan; sebenarnya ia menganggap yang sublim itu bertentangan dengan keindahan. Menurut Edmund Burke, keterpikatan tidak selalu dihasilkan dari hal positif, Zrasaestetis bisa berasal dari hal-hal yang tidak indah.



Read More




Sunday, October 13, 2013

Estetika Rasionalisme Jerman

Alexander Gottlieb Baumgarten (1714-1762)




  • Biografi singkat Baumgarten
Baumgarten dibesarkan di kota Berlin, Jerman. Merupakan anak ke lima dari tujuh bersaudara. Ayahnya pendeta, Jacob Baumgarten dan ibunya Rosina Elisabeth. Baumgarten dipengaruhi oleh Gottfried Wilhem Leibniz (1646-1716), seorang filsuf dan matematikawan Jerman serta dipengaruhi tradisi filsafat sistematis rasionalisme Christian Wolff (1679-1754). Ia mengambil gelar doktornya pada September 1737 ketika berusia 21 tahun dengan tesis Meditationes philosophicae de nonnullis ad poema parttinentibus : disinilah kata 'estetika' muncul sebagai nama sebuah sains khusus. Di tahun 1742, Baumgarten adalah pengajar filsuf pertama yang memberikan kuliah tentang estetika dan dari mata kuliah ini diterbitkan buku Aesthetica, di tahun 1750 dan 1758. Tetapi karena sakit dan akhirnya meninggal pada 1762, ia tidak sempat menyelesaikannya.

  • Rasionalisme
Rasionalisme merupakan sebuah periode kebudayaan atau pergerakan intelektual di abad 18 yang berkembang di barat terutama Eropa. Rasionalisme ini juga disebut sebagai era Pencerahan (Enlightenment, auflärung). Baumgarten merupakan tokoh yang melatar belakangi rasionalis di Jerman dan tokoh-tokoh yang memperngaruhi dari abad ke-17 yaitu Baruch Spinoza, Voltaire, Issac Newton dan John Locke.

  • Estetika
Ada yang mengatakan bahwa Baumgarten adalah bapak estetika. Baumgarten mengembangkan konsep estetika dalam arti modern. Kata 'estetika' diturunkan dari kata Yunani (aisthesis) artinya 'pencerapan inderawi' (sensation). Baumgarten mulai dari ide bahwa estetika adalah 'sains tentang pengenalan inderawi' (the science of sensory cognition). Kemampuan kognisi yang lebih rendah (inferior), yang mencerap sensasi dan membentuk pengetahuan inderawi. Secara umum, yang berlawanan dengan 'pemikiran logis atau pemikiran matematis murni' (pure mathematical or logical thinking). Kemudian Baumgarten melanjutkan topik ini dengan membicarakan apa yang disebutnya sebagai 'intelek' (intellectus), kemampuan kognisi yang lebih tinggi, yang "mengetahui hal-hal secara filosofis". Jadi kognisi atau pemikiran dari apa yang kita lihat, tiru, sentuh itu bukan hanya sensasi, namun sebagai sebuah pemikiran.



  • Estetika dan Logika Saling Melengkapi
"Estetika (sebagai teori tentang Liberal arts, sebagai kognisi yang lebih inferior, sebagai teori tentang berpikir secara indah dan sebagai seni berpikir yang dapat disamakan dengan akal) adalah sebuah sains mengenai kognisi pancaindrawi (sensual cognition)". Kita memerlukan pengalaman indrawi kita untuk berpikir secara indah. Kapasitas kognisi inferior yang terbentuk secara alamiah diwajibkan untuk berfikir secara indah. Hal ini tidak saja mungkin ada secara secara simultan dengan kapasitas kognisi alamiah yang lebih tinggi, tapi diwajibkan sebagai prasyarat (sine qua non) berpikir secara indah (beautiful thinking)" (Aesthetica,
§41)

  • Tentang Kebenaran Estetik
Kebenaran estetik adalah sebuah kebenaran yang melindungi pengalaman yang dirasakan secara langsung, dalam kekayaan dan kompleksitasnya secara individu. Kebenaran estetik ini berbeda dengan kebenaran logis. Misalnya buku ini kebenaran logisnya terdiri dari 260 halaman, panjangnya x, lebarnya y, beratnya x gram. Semuanya benar-benar logis secara terukur. Kebenaran estetik sifatnya langsung dalam pengertian tidak terbatasi oleh parameter-parameter baku seperti ukuran pasti, berat pasti, lebar pasti, panjang pasti, dan tolak ukur pasti. Misalnya mendengarkan musik tanpa harus tau secara presisi, temponya, aransemennya, detailnya itu lagu, kita bisa mendengar dan merasakan lagunya.

Estetika monad : representasi estetik tentang kesatuan yang lebih besar dalam suatu benda yang indah (berpikir secara indah ata upulchrecogitare)


Fungsi kebenaran estetik yaitu untuk menilai kesempurnaan dari kognisi atau pengetahuan pancaindrawi. menurut Baumgarten, kebenaran estetik itu tebagi menjadi 3 kriteria, yaitu :

  1. Kekayaan imajinasi : Lebih sempurna semakin banyaknya elemen individu
  2. Magnitud atau besarnya imajinasi : Kompleksitas yang terkait dengan suatu permasalahan.
  3. Kejelasan atau kejernihan penyampaian atau penghadiran.
Jadi maksudnya tidak ada yang disebut dengan kekayaan imajinasi dan tidak ada kompleksitas antara yang satu dengan yang lainnya. Estetika dianggap sebagai prasyarat berpikir secara indah, maka dari itu estetika memiliki kebenarannya sendiri.


Baumgarten menggagas bahwa "kejelasan secara ekstensif" dari representasi pancaindrawi harus dianggap sebagai tolak ukur kesempurnaan kognisi pancaindrawi ( dalam buku the Reflections on Poetry, dan dalam Metaphysica)

Kejelasan secara ekstensif adalah sebuah penjelasan yang mengumpulkan sebanyak mungkin representasi yang membingungkan atau terpilah-pilah dalam sebuah representasi indrawi khusus (misalnya dalam puisi). "Kejelasan secara ekstensif" harus dijadikan tolak ukur kesempurnaan kognisi pancaindrawi karena jelas atau jernih, meski tetap kabur atau ambigu.


  • Seni
Seni merupakan wujud konkrit dari keindahan yang berupaya untuk mewakili keperpaduan dan keharmonisan dunia. Seni ini dipengaruhi oleh Leibniz yang mengatakan bahwa dunia diciptakan sebagai indah dan ada keharmonisan disana. Baumgarten setuju dengan "teori pulchrum" bahwa semesta adalah ciptaan yang indah dan semua benda yang indah yang ada didalamnya adalah cerminan dari kesatuan itu.

  • Kebenaran Estetis vs Kebenaran Logis
Kebenaran seni berbeda dengan kebenaran logis karena sifatnya inderawi, tidak selalu konseptual (confused cognition), tidak bisa didapatkan melalui logika semata. Hal ini berbeda dengan kebenaran logis yang sifatnya mental, harus konseptual dan didapatkan dari logika.

Sebagai sebuah ilmu pengetahuan, menurut Baumgarten seni itu terbagi menjadi dua, yaitu:
  1. Sebuah teori menegnai confused cognition sebgaia teori tentang pengalaman pancaindrawi membantu rasionalitas.
  2. Berhadapan dengan seni membantu kita menjadi manusia yang lebih "utuh" (well-rounded), yang mampu menyeimbangkan sensualitas dan rasionalitas, kelangsungan estetis dan kognisi logis atau matematis yang abstrak.

  • Sumbangan Baumgarten terhadap Estetika
Karena Baumgarten, estetika membuat langkahan besar menuju otonominya sebagai disiplin atau cabang filsafat. Baumgarten juga menekankan pancaindrawi sebagai aspek kognisi.
Moses Mandelssohn (6 September 1729- 4 January 1786) yang merupakan filsuf Yahudi-Jerman menekankan bahwa kepuasan yang secara unik didapatkan oleh manusia datang dari benda atau objek estetik.
Read More




Saturday, October 5, 2013

Estetika Masa Renaisans

Renaisans secara etimologis dalam beberapa bahasa :
  • Inggris dan Perancis : Renaissance
  • Italia                        : Renascimento
  • Latin                        : Rinascene
Renaissance berasal dari kata 're' (kembali) dan 'naissance' (kelahiran) yang berarti kelahiran kembali ajaran-ajaran klasik. Pengaruh pada jaman renaissance yaitu :
  • Manusia sebagai makhluk logika.
  • Ada perkembangan di pendidikan 
  • Mitologi

    • Gereja St. Mark's (St. Mark's Basilica di Venice, Italia)

Gereja St. Mrak's ini didirikan pada abad pertengahan. Pada lukisan di gereja tersebut digambarkan manusia terlihat sebagai hamba Tuhan. Tuhan Yesus yang berada di atas sana (Surga). Dalam lukisan tersebut, manusia tidak digambarkan secara real (terlihat kaku). Sedangkan manusia itu bergerak dan memiliki ekspresi masing-masing. Identitas manusia tidak terlihat. Pada gambar, manusia hanya terlihat sebagai hamba Tuhan dan Tuhan adalah bukan manusia tapi Tuhan yang agung di atas sana. Tuhan adalah makhluk yang tidak berdosa, makhluk yang tidak seperti manusia yang berdosa.

    • Fransiskus dari Asisi (1182-1226)

Fransiskus dari Asisi merupakan anak dari pedagang kain yang berada, ia menyukai ayat Alkitab khususnya Matius 10:7 yang berisi tentang pengikut Yesus kaum Kristen, tugas terbesar mereka adalah untuk menyebarkan agama-agam Kristus dan meninggalkan kekayaannya dan hidup sederhana. Dia berkotbah ke orang-orang banyak (seperti pengemis, penyakitan dan lain sebagainya). Dia menekankan bahwa manusia harus bertobat karena Tuhan telah wafat di kayu salib untuk menebus dosa manusia.






APA : 
Patung David

SIAPA : 
Michelangelo

KAPAN :
1501-1504

DIMENSI :
5.17m




Fokus tentang ide manusia sebagai hamba Tuhan namun sebagaimana manusia itu sendiri.

Pada abad ke-16, di Italia Florence, seni rupa baru berkembang. Mengapa di Florence? karena ada keluarga kaya bernama Medici yang memberi pesanan kepada seniman untuk membuat sebuah patung dan sebagainya. Pada patung David ini terlihat proporsinya ideal (tubuh laki-laki sempurna) namun tubuhnya atau posenya tidak rileks, tampak tidak tenang. Terlihat tegang karena akan perang. Patung inilah yang dianggap sebagai manusia yang benar-benar manusia yang bisa merasa, merasakan ketakutan, ketegangan dan sebagainya.






APA :
Patung David

SIAPA :
Verrocchio

KAPAN :
1473-75

DIMENSI :
125 cm.







Patung David karya Verrocchio ini terlihat lebih feminin daripada patung yang sebelumnya. Figurnya lebih langsing, posenya relaks karena ia sudah menang dalam perang. Patung David ini berbeda dari patung buatan Michelangelo yang lebih tegang dan ketegangan tersebut terlihat dari tatapan matanya dan posenya.


    • Tokoh-tokoh masa Renaissance
Francesco Petrarca (1304-1374)

Francesco merupakan sastrawan Italia yang mempelajari sastra klasik Yunani Romawi. Pandangannya mengenai sejarah yaitu mengalir, terbagi menjadi 3, yaitu :
  1.  Klasik (golden area) : Pada jaman ini manusia dianggap hebat karena banyak menemukan penemuan.
  2. Pertengahan (kegelapan) : Pada jaman ini dikenal dengan masa kegelapan yang dimana klasik itu dilenyapkan dan kebanyakan orang percaya dengan tahayul, aib, mistis dan pada jaman ini juga penyakit mewabah dimana-mana.
  3. Skolastik : Pada jaman ini berpusat kepada keagamaan dan tidak berpusat pada manusia sendiri. Terlalu fokus kepada Agama dan Tuhan bukan "manusia".

Marsilio Ficino (1433-1499)

Marsilio Ficino merupakan pemikir lain yang berperan dalam Renaissance. Ia melanjutkan pemikiran Francesco Petrarca mengenai Skolastik. Lalu ia membuat pendidikan baru bernama "HUMANISME" (studia Humanitatis) yang mengajarkan tentang pendidikan Liberal Arts (klasik) yang merupakan suatu hal yang membedakan antara orang bebas dan orang budak. Dalam kasus ini, orang bebas merupakan orang yang mampu bertata bahasa, filsafat, sejarah aritmatika. Hal-hal inilah yang kemudian dikembangkan oleh Ficino

Karena fokusnya kepada Teologi (fokus kepada jurusan), Humanisme (manusia seutuhnya) jika mereka ingin menjadi manusia saja, mereka harus memiliki pengetahuan yang lebih. Bukan hanya spesifik tentang satu penhetahuan saja ataupun tentang pengetahuan mereka saja, melainkan mereka harus mengerti akan segala sesuatu sehingga pikirannya terbuka.


Leon Battista Alberti (1404-1472)

Leon Battista Alberti merupakan penulis, arsitek, pendeta, penyair dan linguis. Ia mengenal estetika Yunani kuno dari tulisan-tulisan Vitruvius dan Plinius. Ke-3 orang ini merupakan penerjemah pertama tulisan Plato dan pada masa itu mereka mempelajari teks-teks yang ada. Mereka memiliki akses ke teks klasik dan didukung oleh penemuan-penemuan mesin cetak. Sebelumnya orang-orang mau bikin buku susah, terlebih dahulu harus menyiapkan kulit dan sebagainya serta pengerjaannya semua secara manual dan mahal. Ketika mesin cetak ditemukan, penyebaran buku menjadi lebih gampang. Perspektif merupakan penemuan baru pada jaman Renaissance. Alberti menjelaskan teori geometri tentang sistem perspektif Linear pada bukunya yang berjudul On Painting.


Leonardo Da Vinci (1452-1519)


Leonardo Da Vinci adalah seorang seniman dan ahli ilmu alam. Ia mengembangkan teori perspektif. Beberapa diantaranya yaitu perspektif linear, perspektif warna, perspektif kabur dan perspektif udara. Ia juga mengembangkan teknik "kiaraskuro" (terang-gelap), smokey effect (teknik yang membuat terlihat berasap) dan "sfumato" (gradasi halus). Teknik-teknik tersebut adalah yang mendukung realism. Seni adalah science. Seni yang bagus adalah seni yang menjadi cermin realita. Mirip dengan kenyataannya.

Manusia memiliki ekspresi, Leonardo jago dalam menggambar ekspresi seperti pada lukisan Monalisa.



Temuan realis juga didukung dengan penemuan cat minyak. Sebelumnya seniman melukis dengan menggunakan cat tempera yang dicampur dengan telur yang cepat kering dan mengeras. Dengan penemuan cat minyak ini, seniman-seniman dapat membuat gradasi yang sangat halus seperti pada bagian muka pada lukisan Monalisa. Da Vinci menulis buku On Architecture karena terinspirasi Vitruvius. Ia menulis alasan mengapa arsitektur klasik sangat hebat karena arsitektur klasik dibuat dengan perbandingan proporsi tubuh yang ideal.

Vitruvius on Architecure


Dalam gambar vitruvian man, Da Vinci menjelaskan secara detail ukuran gambarnya :

  • a palm is four fingers
  • a foot is four palms
  • a cubit is six palms
  • four cubits make a man
  • a pace is four cubits
  • a man is 24 palms
Antroposentrisme dalam seni merupakan dimana manusia menjadi tolak ukur praktik dan pemikiran tentang kesenian. Seni digunakan untuk menjelaskan tentang manusia dan lingkungannya. Dan dari sini terdapat anggapan bahwa seni adalah representasi. 're' (mengadakan kembali) dan 'presentasi' (dengan realita) jadi yang dimaksudkan adalah seni yang mengembalikan kembali realita. Pada jaman ini mereka mempelajari Arsitektur. Pengaruh klasik ada jaman renaissance adalah mausia bernalar, manusia berpendidikan dan manusia bermitologi. Terlihat pada gambar Sandro Botticelli yang lebih mementingkan ceritanya atau mitologi yang menceritakan sejarah tentang kelahiran dewi Venus.

Sandro Botticelli, The Birth Of Venus, 1485
Read More




Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML